Sabtu, 26 Maret 2016

BERSAMA BUKAN BERARTI SEDERAJAT ; Penafsiran "Bersama "Para Nabi

Kalau sekedar berdagang mah  ,alhamdulilla saya juga berdagang pak , walaupun tidak sesukses Bpk ,disamping saya belajar & menghafal Quran dan ilmu agama , yang penting dalam berdagang tu ada 2 hal :
1.Jujur  ,                                               2 . Dipercaya amanah ,tidak disyaratkan harus kaya , ini haditsnya sbb :                               Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء

“Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.”(HR. Tirmidzi,

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(إن التجار يبعثون يوم القيامة فجارا إلا من اتقى الله وبر وصدق)

“Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.” (HR. Tirmidzi,                     Imam Abi Hanifah juga sama salah seorang dari sekian banyak ulama yang berdagang                   PERTANYAANNYA sekarang apakah kita sudah jujur dan amanah?? , ini yang jarang ,yang banyak tu yang merasa jujur dan amanah , dan yang memperoleh keduanya.
Selanjutnya.....
Pernyataan "bersama-sama" dalam hadits diatas, bukan berarti sederajat, mln zakaria menjelaskan hal ini dalam kitab fadhoil amalnya,
saya mengatakan kalau seandainya "bersama''   diartikan   "sederajat"  maka apa artinya surga para Nabi , solah-olah Alloh itu tidak adil. Wallohu'alam

AMAL SEDIKIT BERBOBOT DAPAT MENGHANTAR KE SURGA

Pada suatu hari ketika nabi bersama-sama dengan para sahabat, Nabi duduk dan mengatakan : sayatlu alaikumul aan rajulun min ahlil jannah (akan muncul di antara kalian ini orang calon penghuni surga) dan para sahabat menunggu, ternyata orang yang sama hingga tiga kali. Sehingga ada sahabat yang ingin menyaksikan sendiri amalan apa yang dilakukan orang ini sehingga dia disebut Rasulullah sebagai penghuni surga. Kemudian dia datang ke rumah orang itu hingga menginap beberapa hari untuk menyelidiki dan memperhatikan semua yang dilakukan orang itu bagaimana ibadahnya, bagaimana amalannya, bagaimana kehidupan pribadinya, bagaimana muamalahnya dia dengan orang lain, itu semua diperhatikan, tetapi semua tidak ada yang istimewa. Malam harinya juga tidak ada yang istimewa, jadi semua biasa-biasa saja. Akhirnya di hari yang ketiga sahabat ini mengatakan : aku heran dengan kamu, kenapa Rasul mengatakan kamu ahli surga, apa amalanmu yang istimewa? orang ini mengatakan : aku tidak punya amalan apapun yang istimewa ya seperti yang engkau saksikan ini. Tetapi sahabat ini masih penasaran sehingga terus menyelidik. Kemudian sambil berlalu seseorang itu nyeletuk, saya tidak tahu, mungkin amalan saya yang dianggap baik itu saya merasa bahagia ketika saudara saya bahagia, saya ridho ketika orang lain bahagia. Kemudian sahabat itu mengatakan : sikap ini yang sulit, itu yang menyebabkan kamu dikatakan calon penghuni surga. Karena memang sulit ketika orang lain bahagia kemudian kita ikut bahagia.

Pracoba