شرح المناوي في "فيض القدير"}2/691{هذه المقولة فقال: )إن هذا العلم( الشرعي الصادق بالتفسير والحديث والفقه وأصول الدين وأصول الفقه ويلحق بها آلاتها )دين فانظروا( أي تأملوا )عمن تأخذون دينكم( أي فلا تأخذوا الدين إلا عمن تحققتم كونه من أهله وفي الإنجيل هل يستطيعأعمى أن يقود أعمى أليس يقعان كلاهما في بئر انتهى.
Sumber : http://www.startimes.com/?t=30385087
Label
- AQIDAH (1)
- HAKIKAT (15)
- HIKMAH (8)
- HUKUM (5)
- KESALAHFAHAMAN (1)
- KISAH (2)
- KISAH NYATA (2)
- KO BISA? (1)
- LELUCON (3)
- MOTIV (2)
- PERUMPAMAAN (2)
- SYARIAT ISLAM (1)
- Tulisan Saya (1)
- UNIK (1)
Sabtu, 18 Juni 2016
Penjelasan Mengambil Sumber Ilmu
Rabu, 15 Juni 2016
MENGAPA KITA MEMILIH BUKU BACAAN KITA
Memang terdapat beberapa cerita di buku buku atau web yg tidak begitu bermnafaat dan dapat menyia-nyiakan waktu , karena itu hendaklah membaca hal hal yangbermanfaat saja , jika kita memang orang - orang yang mau menggunakan akal.
Sebaik - baik buku , kitab atau artikel yang kita baca adalah kisah para sahabat dan orang soleh...........bersambung
Sabtu, 28 Mei 2016
Wanita Yang Menyetujui Visi & Misi Suaminya
Ditahun 2015 yang lalu , salah seorag dari guru sy perna menjelaskan di depan pengajian ibu2 , bgni penjelasanya :
" diantara tanda- tanda wanita solihah adalah menyetujui semua visi dan misi suaminya yang bersifat mubah"
Tanggapan sy sebagai murid :
Ini tentunya cukup sulit dan merupakan tantangan bagi wanita untuk beberpa :
1.Cinta dunianya sudah kronis
2.Poligami
3.wanita karir
Wallohu'alam
''Hikam"
Rabu, 04 Mei 2016
ISLAM ITU PERAMPOK DALAM HAKIKAT
Biasanya jika seseorang sudah gemer atau cinta kepada sesuatu , misalnya cinta kepada cewe , cowo , pekerjaan , Fb atau cinta ilmu agama , cinte kepada agama dsb..
Maka pihak atau sesuatu yang dicinta tersebut otomatis akan selalu menuntut waktu , pikiran , harta , keluarga demi yang dicinta dari pihak yang mencinta.....bahkan kadang- kadang ke 2 orang tua juga jadi korban demi yg dicinta....
Bahkan nyaris yang dicinta ini menuntut atau merampas habis2an dari yang mencinta.
Menuntut , merampas ini syinonimnye adalah merampok . Begitulah agama islam ini, kalau seorag sudah kerasukan cinta agama... Mk ia akan berkorban habisan demi agama,
Coba kita perhatikan kisah para sahabat Nabi Muhammadsaw....
Seorang ulama yang dangat masyhur yaitu Al- Imam An- Nawawi tidak sempet menikah karena begitu sibuk dengan sesuatu yang beliau cinta yaitu ilmu fiqih , ini adalah salah satu contoh dari sekian ulama yang hatinya tertambat dengan ilmu.
Wallohu'alam
Penulis Admin <hkm>
Minggu, 19 April 2015
Penjelasan ayat..... وما آتاكم الرسول فخذوه
Bismillah....
AllohTa'ala berfirman :
Penjelasan ayat ini :
Dalam Tafsir Qurtubiy disebutkan sebagai berikut :
1.Ibnu Juraij : beliau adalah ‘Abdul Malik bin ‘Abdul ‘Aziiz bin Juraij, Abu Khaalid atau Abul Waliid Al-Qurasyiy Al-Makkiy Al-Umawiy, Al-Imaam Ats-Tsiqah Al-‘Allaamah Al-Haafizh, banyak melakukan tadliis dan irsaal. Faqih negeri Hijaaz. Berasal dari negeri Ruum (Romawi). Maula keluarga Khaalid bin Usaid Al-Umawiy.
قال عبد الله بن أحمد بن حنبل: قلت لأبي: من أول من صنف الكتب ؟ قال: ابن جريج، وابن أبي عروبة
‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata, aku bertanya kepada ayahku, siapakah yang pertama kali menulis kitab? Imam Ahmad menjawab, “Ibnu Juraij dan Ibnu Abi ‘Aruubah
قال أحمد بن حنبل، عن عبد الرزاق: ما رأيت أحدا أحسن صلاة من ابن جريج
2.Al_Mawardi: beliau adalah al-Mawardi pengarang kitab Al Ahkaam Al Shultoniyah, seorang besar dalam mazhab syafi'e. Dalam artikel singkat ini "my diary" akan memberikan sorotan dan sedikit pandangan tentang biografi al-mawardi atau sejarah perjalanan hidup syaikh Al-Mawardi.
Ulama penganut mazhab Syafi’i ini nama lengkapnya adalah Abu al Hasan Ali bin Habib al Mawardi. Lahir di kota pusat peradaban Islam klasik, Basrah (Baghdad) pada 386 H/975 M, Al Mawardi menerima pendidikan pertamanya di kota kelahirannya. Ia belajar ilmu hukum dari Abul Qasim Abdul Wahid as Saimari, seorang ahli hukum mazhab Syafi’i yang terkenal.
Kemudian, pindah ke Baghdad melanjutkan pelajaran hukum, tata bahasa, dan kesusastraan dari Abdullah al Bafi dan Syaikh Abdul Hamid al Isfraini. Dalam waktu singkat ia telah menguasai dengan baik ilmu-ilmu agama, seperti hadis dan fiqh, juga politik, filsafat, etika dan sastra.
3.Kata Faf'alhu yang berarti kerjakanlah atau amalkanlah itu juga bisa diartiakan dengan kata "Aqbilhu terimalah !! senada dengan kata "khudz" ambillah , dari pengertian ini paling tidak kita mengakui kebenaran apa yang berasal dari beliau shallallou'alaihi wasallam , walaupun kita belum bisa beramal dengannya.
4.Kita harus meyakini seyakin yakinnya bahwa semua yang berasal dari Rasululloh shallallohu'alaihi wasallam itu mengandung wahyu yang mengandung pendidikan dan hikmah yang banyak sekali bagi ummat ini ,baik itu ucapan ucapan beliau atau garak gerik beliau atau cita cita dan selera beliau , dalam surat An-Najem telah dinyatatkan bahwa Rasululloh shallallou'alaihi wasallam tidak bicara atas dasar nafsunya tapi wahyu dari Robbul'alamin , Pencipta kebaikan , keburukan dan mengetahwi hakikat keduanya , shallallou'alaihi wasallam sebagai utusanNya seolah - olah sebagi kariyawanNya yang membawa pesan pesan dari atasannya untuk perbaikan perbaikan bagi ummat ini , jika kita sudah memahami ini maka kita dapat ambil kesimpulan bahwa "Pencipta alam termasuk manusia yaitu AllohTa'ala Dialah yang paling tahu dan berhak untuk perbaikan ciptaan ciptaanya dan memang bagitulah sepantasanya , tidak patut bagi kita yang bodoh ini campur tangan di dalamnya, kita hanya mengelolah saja apa yang berasal dariNya melalui RasulNya"
Kita harus menerima semuanya baik masuk diakal ataupun tidak masuk akal.... kalau boleh saya katakan seperti ini :"Jangan sampai logika menunggangi wahyu , yang wajib adalah sebaliknya yaitu wahyu menunggangi logika " , masalah ini banyak contonya saya tidak mungkin menyebutkan satu persatu disini , tapi saya akan menyebutkan 1 contoh , misalnya :
" beberapa orang tidak setuju dengan pemberlakun poligami sabab menurut akal sehat merugikan kaum hawa , sampai sampai meraka yang tidak setuju berkata " Seandainya istri yang berpoliandry,gmana perasaan anda sbg suaminya ya??? " , maka saya menjawab :
"Sandainya poliandri itu halal menurut hukum agama , maka sy akan tunduk dg hukumnya , seandainya menyuguhkan istri ke tamu-tamu saya itu di anjurkan oleh agama maka saya akan lakukukan dg senang hati ataupun benci.... "
Disini saya mengapa memunculkan masalah poligami bukanlah karena saya suka poligami tetapi judul diatas muncul gara gara kasus ini .
wallohu'lam
Penulis : Ibnu sholih Ahmad hikam
Sumber :
1.http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=48&surano=59&ayano=7
a.http://tonyoke.wordpress.com
b.http://almudirarizqi.blogspot.com/2013/02/profil-al-mawarditokoh-ulama.html
Sabtu, 14 Maret 2015
Yang Jelas Eksis ahok sebagai pemimpin di jakarta merupakan
Sumber :
1.http://alilmuwalmuamalah.blogspot.com/2015/03/ahok-semakin-kalap-dan-kurangajar.html
2.http://www.islamtoleran.com/ahok-semakin-kalap-dan-kurangajar/
Rabu, 18 Februari 2015
Kepentingan Ilmu Agama dan Ilmu Umum
Perlu kita fahami bahwa ada dua jenis pelajar disekolah sekolah (PENSALAM) tersebut :
1.Pelajar yang belajar sengaja mencari ilmu islamnya sebagai tujuan utama (primer) sedangkan ilmu umum sebagai sampingan (sekunder)
2.Kebalikannya yakni pelajar yang belajar sengaja mencari ilmu umumnya sebagai tujuan utama (primer) sedangkan ilmu agamanya sebagai sampingan (sekunder).
Dari 2 jenis / kelompok ini sadar ataupun tidak sadar anda atau anak anak anda pasti berada disalah satu dari dua kelompok ini ,dalam hal ini saya hanya bisa mengatakan : “bahwa kedudukan meraka tidaklah sama disisi Alloh dalam urusan pahala dan derajat hal ini kerana banyaknya dalil dali yang terdapat didalam Al-quran dan hadits , kalau boleh saya katakan : kedua golongan ini kualitas perbedaannya antara langit dan bumi disisi Alloh Ta’la “
Adapun masalah niat maka masalah Ini masalah lain lagi , ini membutuhkan penjelasan yang panjang lagi , solat yang merupakan perintah Alloh yang terpentingga saja diianggap bermaksiat jika salah dalam berniat dan melakukannya ,insyaalloh kalau ada waktu akan saya jelaskan juga, wallohu’alam
Kamis, 15 Januari 2015
Pemahaman “Surga dibawah telapak kaki ibu”
Hadits yang menyebutkan kalimat diatas ini sangat terkenal sekali,misalnya :
Pertama :
hadits yang berbunyi:
اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ، مَنْ شِئْنَ أَدْخَلْنَ وَ مَنْ شِئْنَ أَخْرَجْنَ
Surga itu di bawah telapak kaki ibu, siapa yang ia kehendaki maka akan dimasukkan dan siapa yang ia ingini maka akan dikeluarkan .
Kedua :
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.”
Keterangan :
Ada dua hal yang ingin saya jelaskan dari hadits diatas :
Pertama hadits diatas bermaksud agar kita menghormati dan melayani orang tua sebagai suatu kewajiban yang teramat penting lagi mesti dikedepankan, yang kedua bermaksud Kebaikan dan keburukan kedua orang tua dalam mendidik dan menggembleng dapat menyebabkan dan menentukan kabaikan dan keburukan anak anaknya disini saya akan menjelaskannya secara ringkas :
Adapun yang pertama : Telah jelas bagi kita dalam islam bahwa berbakti kepada kedua orang tua kita merupakan kewajiban yang jika dilanggar merupakan dosa yang besar sekali perbutan yang tidak manusiawi ,berdasarkan firman – firman AllohTa’ala dan hadits hadit nabi shallallohu’alahi wasallam serta Ijmak para ulama,inilah kesepakatan kita semua kaum muslimin ,dan tidak ada keraguan lagi atau khilafan sama sekali , nah tentu jika kita berbuat yang tidak baik atau buruk kepada keduanya akan membawa kita kepada jurang kebinasaan , nah tidak diragukan lagi bahwa untuk jalan keluar seorang hamba dari kebinasaaan ini adalah dengan mulai berbakti kepada kedua ortua kita sebagai pintu sorga atau dengan kata lain “ sorga dibawah telapak kaki ibu”,nah perlu kita ketahwi inilah pemahaman yang seprti inilah yang merupakan pemahaman sangat masyhur yang ada dimasyarakat kita.
Yang kedua :Ibu dan Bapak atau ayah diibaratkan seperti 2 buah pensil sedangkan anak –anaknya merupakan kertas,jika orang tua menulis dikertasnya dengan tinta yang berwarna merah atau hitam atau apa saja maka kertas itu akan tertulis sesuai dengan selera orang tua, inilahh kenyataan yang sering terjadi dimasyarakat kita sampai saat ini.nah jika kita sudah memahami hal ini maka ketahwilah bahwa pensil atau Bolpein yang saya maksud disini adalah nasihat yang mengarah kepada pendidikan ,sedangkan pendidikan ada dua macam :
a.Nasihat dengan lisan
b.Nasihat dengan akhlak dan prilaku yang mendidik.
dua hal inilah yang menjadi PR kedua orang tuanya untuk kemaslahatan anak anaknya dikemudian hari,tapi ternyata tidak sedikit orang tua yang gagal menyelsaikan PR ini dengan baik, padahal al-quran dan hadits hadits Nabi telah jelas memberikan dorongan bagi manusia agar mereka memperhatikan kemashlahatan keluarga mereka masing masing baik itu berupa kabar gembira , ancaman ataupun cerita yang menyinggung masalah keluarga yang bahagia,kemashlahatan disini tentu , kemashlahatan dunia apa lagi akhirat, kefahaman seperti ini adalah penjelasan yang tepat sekali untuk hadits diatas , namun tidak masyhur.
Kesimpulannya adalah seorang anak akan masuk sorga atau masuk nereka itu sebenarnya pertama gara – gara baik dan buruknya akhlak sianak kepada kedua orang tua , kedua gara gara baik dan jelaknya pendidikan si ibu dan Bapak atau soleh dan tidak solehnya orang tua, inilah yang realita yang tak terbantahkan , wallohu’alam
Rabu, 14 Januari 2015
Perbedaan Meninggalnya Ulama dengan Artis
Verrys "Laskar Pelangi" yang meningga di hari senin (12/1/2015) sore, sekitar pukul 14.30. Menurut kesaksian teman Verrys, Zulfani Fasa, pemuda asal Belitung Timur ,saya penulis turut berduka cita semoga Allohta'ala mengampuni semua dosa dosanya dan merahmatinya dialam akhirat......
Namun sayangnya disini kebanyakan kita lebih bersedih menyangkan kematian seorang artis daripada ulama , coba anda perhatikan dua hadits dibawah ini :
pertama :Rasulullah bersabda:
“Maut al-Alim mushibatun la tujbaru wa
tsulmatun la tusaddu, wa huwa najmun thamsun.
Wa mautu qabilatin aisaru li min mauti alim”.
Artinya: “Meninggalnya ulama adalah musibah
yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran
yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya
satu orang ulama” (HR al-Thabrani dalam
Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-
Iman dari Abu Darda')
kedua :
Beliau bersabda lagi : "
Idza mudihal-fasiqu ghdhibarrobu wa'tazza lahul 'arsyu"
Artinya : "apabila ada orang fasiq dipuji atau disanjung (bukan kerena agamanya" maka Alloh menjadi murka dan 'arsy menjedi bergetar karena takut dengan murka Allohta'ala"(alhadits)
Dari dua hadits diatas teranglah bagi kita bahaw saya menyimpulkan :
Kesatu : kata <<meninggalkan ulama>> ini menunjukkan bahwa umat islam tentu tidak begitu simpati dengan ilmu agama sebagaimana mereka simpati dengan ilmu dunia... ini merupakan relita yang sedang terjadi
Kedua : kata << orang fasik dipuji atau disanjung >> keberadaan sifat sifat fasik ini dapat dipastikan kepeda mereka yang jauh dari agama dalam hal ini saya rasa semua sepakat denga tulisan saya ini, nah kalau anda perhatikan kehidupan para artis zaman sekarang banyak sekali kefasikan kefasikan yang mereka lakukan tapi ironisnya yang begini ni dipuji puji dan disanjung oleh masyarakat bahkan secara berlebihan sampai sampai ada suatu pernyataan "Nabinya umat ini adalah artis"maka sepantasnya negara ini mendapat teguran demi teguran dari sang kholiq ,dimana seolah-seolah Dia berkata "mengapa orang orangku tidak mereka muliakan"???
Perlu anda perhatikan meninggalnya Alm Verrys yang saya hormati bukan untuk menyindir atau merendahkan maratbatnya , tapi disini melalui mushibah kematian Verrys dan sikap masyarakat islam indonesia atas kewafataannya saya ngangkat permaslahan ini sebagai suatu nasihat yang mungkin bermanfaat bagi anda, saya rasa cukuplah penjelasan ini sampai disini walau sebenarnya banyak penjelasan yang bisa diangkat dari dua hadits ini , wallohu'lam
Penulis : Admin Ibnu sunniy
Rabu, 29 Oktober 2014
2 Pemahaman “Surga dibawah telapak kaki ibu”
Hadits yang menyebutkan kalimat diatas ini sangat terkenal sekali,misalnya :
Pertama :
hadits yang berbunyi:
اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ، مَنْ شِئْنَ أَدْخَلْنَ وَ مَنْ شِئْنَ أَخْرَجْنَ
Surga itu di bawah telapak kaki ibu, siapa yang ia kehendaki maka akan dimasukkan dan siapa yang ia ingini maka akan dikeluarkan .
Kedua :
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.”
Keterangan :
Ada dua hal yang ingin saya jelaskan dari hadits diatas :
Pertama hadits diatas bermaksud agar kita menghormati dan melayani orang tua sebagai suatu kewajiban yang teramat penting lagi mesti dikedepankan, yang kedua bermaksud Kebaikan dan keburukan kedua orang tua dalam mendidik dan menggembleng dapat menyebabkan dan menentukan kabaikan dan keburukan anak anaknya disini saya akan menjelaskannya secara ringkas :
Adapun yang pertama : Telah jelas bagi kita dalam islam bahwa berbakti kepada kedua orang tua kita merupakan kewajiban yang jika dilanggar merupakan dosa yang besar sekali perbutan yang tidak manusiawi ,berdasarkan firman – firman AllohTa’ala dan hadits hadit nabi shallallohu’alahi wasallam serta Ijmak para ulama,inilah kesepakatan kita semua kaum muslimin ,dan tidak ada keraguan lagi atau khilafan sama sekali , nah tentu jika kita berbuat yang tidak baik atau buruk kepada keduanya akan membawa kita kepada jurang kebinasaan , nah tidak diragukan lagi bahwa untuk jalan keluar seorang hamba dari kebinasaaan ini adalah dengan mulai berbakti kepada kedua ortua kita sebagai pintu sorga atau dengan kata lain “ sorga dibawah telapak kaki ibu”,nah perlu kita ketahwi inilah pemahaman yang seprti inilah yang merupakan pemahaman sangat masyhur yang ada dimasyarakat kita.
Yang kedua :Ibu dan Bapak atau ayah diibaratkan seperti 2 buah pensil sedangkan anak –anaknya merupakan kertas,jika orang tua menulis dikertasnya dengan tinta yang berwarna merah atau hitam atau apa saja maka kertas itu akan tertulis sesuai dengan selera orang tua, inilahh kenyataan yang sering terjadi dimasyarakat kita sampai saat ini.nah jika kita sudah memahami hal ini maka ketahwilah bahwa pensil atau Bolpein yang saya maksud disini adalah nasihat yang mengarah kepada pendidikan ,sedangkan pendidikan ada dua macam :
a.Nasihat dengan lisan
b.Nasihat dengan akhlak dan prilaku yang mendidik.
dua hal inilah yang menjadi PR kedua orang tuanya untuk kemaslahatan anak anaknya dikemudian hari,tapi ternyata tidak sedikit orang tua yang gagal menyelsaikan PR ini dengan baik, padahal al-quran dan hadits hadits Nabi telah jelas memberikan dorongan bagi manusia agar mereka memperhatikan kemashlahatan keluarga mereka masing masing baik itu berupa kabar gembira , ancaman ataupun cerita yang menyinggung masalah keluarga yang bahagia,kemashlahatan disini tentu , kemashlahatan dunia apa lagi akhirat, kefahaman seperti ini adalah penjelasan yang tepat sekali untuk hadits diatas , namun tidak masyhur.
Kesimpulannya adalah seorang anak akan masuk sorga atau masuk nereka itu sebenarnya pertama gara – gara baik dan buruknya akhlak sianak kepada kedua oaring tua , kedua gara gara baik dan jelaknya pendidikan si ibu dan Bapak atau soleh dan tidak solehnya orang tua, inilah yang realita yang tak terbantahkan , wallohu’alam
Penulis : Admin
Senin, 20 Oktober 2014
Bahasa Penghuni Neraka & Sorga
Pada tulisan diatas terdapat beberapa masalah yang rasanya perlu kita bahas , diantaranya :
Penulis : Admin
Sumber : 40 Masalah Agama dalam Tulisanku (Ibnu Suni)
Kamis, 16 Oktober 2014
MENGAPA DILaRANG MENCELA SETAN
Diriwayatkan dari Abu Malih dari seorang laki-laki, ia berkata, “Ketika aku dibonceng Nabi saw. tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta-merta aku katakan, ‘Celakalah syaitan.’ Lalu beliau bersabda, ‘Jangan kamu katakan, ‘celakalah syaitan,’ sebab jika kamu katakan seperti itu maka syaitan akan membesar sebesar rumah dan berkata, ‘Demi kekuatanku,’ Akan tetapi ucapakanlah ‘Bismillah,’ sebab jika kamu ucapkan lafadz tersebut syaitan akan mengecil hingga sekecil lalat’,” (Shahih, HR Abu Dawud [4982]).
Keterangan :
Yang dimaksud dengan "maka syaitan akan membesar sebesar rumah" ada dua maksud :
Pertama jawaban secara ilmiah , sebagaimana kata dalam suatu penjalasan ulama :
وقوله (يغتبط) هي المرادة ؛ لأن المعنى لا تجعلوا الشيطان يفرح ويتعاظم
"Janganlah kalian memebuat syetan itu bergembira(karena sebab cacian itu) dan meresa besar.
Kedua jawaban secara zahir makna hadits tersebut , artinya memang mereka bangsa jin & setan bisa berbentuk kecil dan besar ,karena memang jin atau setan diberi kekuasan untuk merubah berbagai bentuk menurut pendapat yang shahih,sebuah hadits berbunyi seperti ini :
Rasulullah s.a.w. bersabda :
لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولُ بِقُوَّتِي وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ "Jangan kamu katakan "celaka Syaitan", sebab jika kamu katakan itu badan syaitan akan semakin membesar sehingga sebesar rumah seraya berkata, ‘dengan kekuatanku (aku menggelincirkan dia.’ Tetapi katakanlah, ‘Dengan menyebut nama Allah’ (Bismillah). Bila kamu berkata demikian, maka badan syaitan akan mengecil hingga sekecil lalat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Nasai, al-Thabrani, al-Baihaqi, dan al-Hakim.
Walloh'alam
Penulis : Admin Al-faqir
Minggu, 05 Oktober 2014
MENGAPA KIBASY DIKURBANKAN SEBAGAI SEMBELIHAN
1.Susah diatur
2.Bergerak Maunya sendiri
3.Kata guru saya tidak ada satupun hewan kambing yang biasa terpelajar untuk sirkus seperti halnya binatang yang lain misalnya kucing , gajah , anjing dsb….
4.Suka berstubuh diwaktu yang tidak semestinya atau bahkan Suka selingkuh
5.Dan lain sebagainya
Kata kata guru saya diatas dikuatkan pula oleh pernyataa Al-Imam gozhali seperti berikut ini :
Imam Ghazali menegaskan bahwa: Penyembelihan hewan qurban adalah sebagai simbol dari penyembelihan atau penghilangan sifat-sifat kebinatangan yang ada pada manusia, seperti sifat rakus, tamak, serakah, dan mau menang sendiri. Dengan berqurban, diharapkan semua manusia dapat membuang sifat-sifat kebinatangan yang dapat mendatangkan musibah dan bencana itu
Dalam suatu artikel saya menemukan kata kata begini :
“Manusia berwatak kambing adalah manusia tanpa tuntutan, pingin maunya sendiri. Menjadi anak buah, senangnya hanya mendemo; menjelek-jelekkan; dan jika bisa, melengserkan. Tetapi, jika giliran menjadi pemimpin, ujungnya sama saja; korupsi, manipulasi, kolusi, dan berbagai si si si lainnya. Kambing juga sulit dikendalikan. Kalau disuruh jalan sendiri, arahnya tak karuan arah. Ketika dituntun dari depan mereka tak mau jalan alias "nggandoli". Sementara itu, jika dituntun dari belakang, mereka malah belok ke kanan atau kiri. Lebih dari itu, jika melihat betina lain, mereka selalu ingin menjadikannya 'istri'. Begitu pula jika ada makanan, kambing tega menyerang yang lain agar tak kebagian.
Berikut ini ada kisah yang saya ambil dari salah satu artikel , silahkan dipelajari sebagai berikut :
DUA santri kecil asyik memandangi lima kambing kurban, sumbangan seorang
pejabat. "Hebat ya, kambing itu warnanya hitam semua? Apa nggak sulit ya
mencarinya?" ujar Ahmad kepada Hamid.
"Ya nggak-lah? Zaman sekarang, gampang nyari-nya; kakekku juga punya,"
jawab Hamid. Menurut dia, kakeknya justru sangat sayang pada kambing yang
berwarna itu.
"Iiih, ngeri. Kalau saya nggak mau memelihara kambing hitam. Takut
seperti bapakku. Kata ibu, bapakku dulu pernah dipenjara dan dipukuli gara-gara
kambing hitam," ujar Ahmad.
"Kok bisa?"
"Masalahnya, Bapakku kan ingin kambing hitam, lalu, habis subuh, kambing
yang putih dibawa ke pasar untuk ditukar dengan yang hitam. Karena jaraknya
jauh, pulang ke rumah malam."
Besoknya, ujar Ahmad, kambing tetangga hilang. Kebetulan, kambing yang
dari pasar itu bekas punya tetangga. Anak sulungnya yang nakal, menjual kepada
seseorang tanpa sepengetahuan bapaknya. Bapakku dituduh mencuri.
"Kalau begitu, kita harus cepat-cepat lapor Pak Kiai, jangan-jangan
kambing hitam ini juga curian. Bisa-bisa Pak kiai juga nanti masuk penjara,"
ajak Hamid.
Mendengar cerita kedua santrinya, Sang Kiai tersenyum. "Nak, kambing
hitam itu artinya dua; memang kambing warnanya hitam atau orang yang
dikorbankan padahal sebenarnya dia tidak bersalah. Seperti bapakmu itu, Ahmad?"
Keduanya mengangguk. "Tapi kenapa mesti disebut kambing hitam? Kenapa
nggak sapi, monyet atau kecoa?" tanya Ahmad.
"Karena kambing biasa diternak manusia. Lagi pula, perilaku buruknya,
mirip seperti manusia yang kehilangan akal sehat."
"Contoh Pak Kiai?" kejar Hamid.
"Kambing itu sulit dikendalikan. Kalau disuruh jalan sendiri tak keruan
arah, dituntun dari depan tak mau jalan alias nggandoli, sementara dituntun
dari belakang malah belok ke kanan atau kiri."
"Maksudnya Pak Kiai?" tanya Hamid penasaran.
"Manusia yang berwatak kambing itu maunya tanpa tuntutan, semaunya
sendiri. Tetapi, kemudian bingung sendiri. Giliran disuruh mengikut seperti
jadi anak buah atau bawahan, kerjanya hanya mendemo, mengkritik,
menjelek-jelekkan, dan kalau bisa melengserkan. Tetapi, giliran disuruh di
depan, misalnya jadi pemimpin, ujung-unjung sama saja; nyeleweng. Ya korupsi,
manipulasi, kolusi, di si, si, si yang lain."
"Kambing juga kan kalau ngeliat perempuan lain selalu ingin dijadikan
'istri'. Kalau ada makanan tega menyerang yang lain agar tak kebagian. Apa ada
manusia yang juga seperti itu?" tanya Ahmad.
"Ya pasti ada. Itu makanya pada Iduladha yang mampu disuruh menyembelih
kambing?"
"Maksudnya Pak Kiai?"
"Allah sebenarnya bukan menyuruh Nabi Ibrahim menyembelih anaknya,
Ismail. Tetapi, bermaksud mengajari manusia agar membunuh sifat-sifat kambing
atau binatang, yang ada pada dirinya. Makanya saat pedang hampir mengenai leher
Nabi Ismail, Allah menggantinya dengan kambing."
"Apakah dengan menyembelih kambing kurban berarti sifat-sifat kambing
orang yang berkurban akan hilang?" Ahmad bertanya lagi.
"Ya tidak otomatis. Apalagi kalau kambing yang dikurbankan untuk orang
lain ternyata dibeli dari uang korupsi atau mencuri. Lalu, mengambing-hitamkan
orang yang diberi sebagai ikut makan uang korupsi atau curian. Itu justru lebih
buruk dari kambing hitam yang dikambing-hitamkan."
Sebuah hadits menyatakan sebagiai dasar dari semua pernyataan penjelasan diatas sebagai berikut:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا رَعَى الْغَنَمَ. فَقَالَ أَصْحَابُهُ وَأَنْتَ فَقَالَ: نَعَمْ ,كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لِأَهْلِ مَكَّةَ. (أخرجه البخاري)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Salam bersabda, “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi pun melainkan dirinya pasti pernah menggembala kambing”. Maka para sahabatnya bertanya: ‘Apakah engkau juga wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Ya, Aku pernah mengembala kambing milik seorang penduduk Mekah dengan upah beberapa qirath”. (HR. Bukhari)
Wallohu’alam
Penyusun : Admin
Sumber : 40 Masalah Agama (40MA) Bagia kedua ,Penulis :Admin
Jumat, 19 September 2014
ANTARA ILMU DAN KARYA
1.
2.
3.Rasululloh shallallohu'alaihi wasallam :“Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ‘ilmu, maka dia berada di jalan Alloh sampai ia kembali ke tempat tinggalnya.” (HR tirmidzi, hasan).
Kata “ilmu “ disini tidak menunjukan hirfah yang berarti karya, keterampilan atau kerajinan seperti matapelajaran biologi, fisika dsb.
jika dikatakan “bahwa orang belajar ilmu membuat pesawat atau kue atau yang sepertinya “ terus ia meninggal dunia apakah ia mati syahid?? Seprti sebua 2 hadits yang diatas…. ,jawabnya tentu tidak…
Jadi yang dimaksud disini adalah ilmu agama ,jika saya katakan “ ada seorang mentut ilmu wudhu atau tajwid ditengah jalan ia meninggal maka orang ini lebih berhak dikatakan sebagai syhaid, sebab Ia sedang menuntut suatu ilmu yang menjadi salah satu syarat menghadap penguasa alam yaitu AllohuRobbul’alaminm tentuu ilmu ini wajib statusnya”
Kesimpulannya:
“Ilmu disini adalah ilmu agama bukan ilmu dunia”
Saran saya :
1.Dahulukan ilmu yang berstatus wajib daripada yang Sunnah apalagi mubah.
2.Tidak dilarang menuntut ilmu dunia selama ia tidak mengabaikan ilmu agama yang wajib baginya.
wallohu’alam
Penulis : Admin
Senin, 15 September 2014
Orang2 yang anti mazhab berkata :
"Itu menurut imam syafii ...ko menurut rasulullah sendiri gimana ya??"
Saya menjawab dg 6 pertanyaan :
1.Apakah anda menganggap bahwa imam syafii itu mempunyai Nabi selain muhammad??
2.Apakah anda menganggap bahwa Imam syafii itu berkata berkata sembarangan?? jika iya ? berarti anda itu siapa ?? dan mana bukti2 anda bahwa imam syafii itu berkata sembarangan??
3.apakah kami salah mengikuti pendapat2 Imam syafii terhadap suatu hadits dan kami meninggalkan atau tidak memakai pendapat2 anda & ulama2 anda yang anda unggulkn?? jika ia (dianggap kami bersalah) bararti itu namanya tidak adil.....
Jika ia.... apakah itu adab seorang ulama ikhlash???
4.Apakah pendapat anda & ulama2 anda lebih unggul daripada Imam syafii???
jika ia..... apakah itu juga bukan mazhab?? yang baru??
5.Apakah anda sendiri bertemu dg nabi secara langsung???
jika ia , maka sy persilahkan anda berfatwa yang dg sendirinya anda sndiri sedang membuat mazhab yang baru??
6.Imam syafiii berkata mengenai suatu hadits
anda juga berkata mengenai hadits yang sama tp mempunya perbedaann dg penjelasn imam syafii , andakah yang benar ataukah imam syaafii??
jika imam syaafii yang salah maka siapakah anda sebenarnya ???
Penulis Ahmad Hikam