Senin, 09 Februari 2015

Antara Cinta & Pendidikan

Bismillah....


Dia mengira aku mencintainya dengan tulus*

Padahal itu kabar burung yang masih terbungkus*

Sesungguhnya aku tidak mengtahwi mengenaimu sama sekali hai wanita yang perna ku urus*

Aku menyangka kau berjalan diatas jalan yang lurus*

Tapi ternyata kau berbalik Serius*

Dari dugaanku kapdamu yang selama ini aku anggap bagus*

Selama ini aku menggapmu separti kelinci yang indah tapi ternyata engkau adalah tikus*

Akan ku abadikan tulisan-tulisanku ini dalam suatu bab yang khusus*

Namun begitu tulisan ini bukanlah sarana Pemutus*

Bagiku ini adalah suatau pelajaran hidup yang amat bermutu dan bagus*

Wahai wanita yang perna ku urus* 

Janganlah benci kepadaku ,sabab aku hanyalah menyampaikan amanah dari para pengurus*

Seandainya engkau menyangka yang tidak-tidak kepadaku maka itu baginmu , engkau telah termakan oleh suara yang halus*

Aku aku hanyalah bertanya kepadamu denga kalimat2 yang terbagus*

Tapi kamu membuat hati terbakar hangus*

Sekali-kali tdak ada tujuanku mengurusmu sesudah terputus*

Dari suatu pendidkan yang sejarahnya sudah kamu hapus*

hai orang yang perna ku urus peganglah kata2ku ini didalam hatimu yang halus*


Penulis : Ibnu suni

Kamis, 15 Januari 2015

Pemahaman “Surga dibawah telapak kaki ibu”

Bismillah....


Hadits yang menyebutkan kalimat diatas ini sangat terkenal sekali,misalnya  :
Pertama :
hadits yang berbunyi:

اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ، مَنْ شِئْنَ أَدْخَلْنَ وَ مَنْ شِئْنَ أَخْرَجْنَ
Surga itu di bawah telapak kaki ibu, siapa yang ia kehendaki maka akan dimasukkan dan siapa yang ia ingini maka akan dikeluarkan .

Kedua :
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.”

Keterangan :
Ada dua hal yang ingin saya jelaskan dari hadits diatas :
Pertama hadits diatas bermaksud agar kita menghormati dan melayani orang tua sebagai suatu kewajiban yang teramat penting lagi mesti dikedepankan, yang kedua bermaksud Kebaikan dan keburukan kedua orang tua dalam mendidik dan menggembleng dapat menyebabkan dan menentukan kabaikan dan keburukan anak anaknya disini saya akan menjelaskannya secara ringkas :
Adapun yang pertama : Telah jelas bagi kita dalam islam bahwa berbakti kepada kedua orang tua kita merupakan kewajiban yang jika dilanggar merupakan dosa yang besar sekali perbutan yang tidak manusiawi ,berdasarkan firman – firman  AllohTa’ala dan hadits hadit nabi shallallohu’alahi wasallam  serta Ijmak para ulama,inilah kesepakatan kita semua kaum muslimin ,dan tidak ada keraguan lagi atau khilafan sama sekali ,  nah tentu jika kita berbuat yang tidak baik atau buruk kepada keduanya akan membawa kita kepada jurang kebinasaan , nah tidak diragukan lagi bahwa untuk  jalan keluar  seorang hamba dari kebinasaaan ini adalah dengan mulai berbakti kepada kedua ortua kita sebagai pintu sorga atau dengan kata lain “ sorga dibawah telapak kaki ibu”,nah perlu kita ketahwi inilah pemahaman yang seprti inilah yang merupakan pemahaman sangat masyhur yang ada dimasyarakat kita.
Yang kedua :Ibu dan Bapak atau ayah diibaratkan seperti 2 buah pensil sedangkan anak –anaknya merupakan kertas,jika orang tua menulis dikertasnya dengan tinta yang berwarna merah atau hitam atau apa saja maka kertas itu akan tertulis sesuai dengan selera orang tua, inilahh kenyataan yang sering terjadi dimasyarakat kita sampai saat ini.nah jika kita sudah memahami hal ini maka ketahwilah bahwa pensil atau Bolpein yang saya maksud disini adalah nasihat yang mengarah kepada pendidikan ,sedangkan pendidikan  ada dua macam :
a.Nasihat dengan lisan
b.Nasihat dengan akhlak dan prilaku yang mendidik.
dua hal inilah yang menjadi PR kedua orang tuanya untuk kemaslahatan anak anaknya dikemudian hari,tapi ternyata tidak sedikit orang tua yang gagal menyelsaikan PR ini dengan baik, padahal al-quran dan hadits hadits Nabi telah jelas memberikan dorongan bagi manusia agar mereka memperhatikan kemashlahatan keluarga mereka masing masing baik itu berupa kabar gembira , ancaman ataupun cerita yang menyinggung masalah keluarga yang bahagia,kemashlahatan disini tentu , kemashlahatan dunia apa lagi akhirat, kefahaman seperti ini adalah penjelasan yang tepat sekali untuk hadits diatas , namun tidak masyhur.
Kesimpulannya adalah seorang anak akan masuk sorga atau masuk nereka itu sebenarnya pertama gara – gara baik dan buruknya akhlak sianak kepada kedua orang tua , kedua gara gara baik dan jelaknya pendidikan si ibu dan Bapak  atau soleh dan tidak solehnya orang tua, inilah yang realita yang tak terbantahkan , wallohu’alam
Penulis : Admin (Ibnu Sunniy)

Rabu, 14 Januari 2015

Perbedaan Meninggalnya Ulama dengan Artis


            Verrys "Laskar Pelangi" yang meningga di hari senin (12/1/2015) sore, sekitar pukul 14.30. Menurut kesaksian teman Verrys, Zulfani Fasa, pemuda asal Belitung Timur ,saya penulis turut berduka cita semoga Allohta'ala mengampuni semua dosa dosanya dan merahmatinya dialam akhirat......
Namun sayangnya disini kebanyakan kita lebih bersedih menyangkan kematian seorang artis daripada ulama , coba anda perhatikan dua hadits dibawah ini :

pertama :Rasulullah bersabda:
“Maut al-Alim mushibatun la tujbaru wa
tsulmatun la tusaddu, wa huwa najmun thamsun.
Wa mautu qabilatin aisaru li min mauti alim”.
Artinya: “Meninggalnya ulama adalah musibah
yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran
yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya
satu orang ulama” (HR al-Thabrani dalam
Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-
Iman dari Abu Darda')

kedua :
Beliau bersabda lagi : "
Idza mudihal-fasiqu ghdhibarrobu wa'tazza lahul 'arsyu"
Artinya : "apabila ada orang fasiq dipuji atau disanjung (bukan kerena agamanya" maka Alloh menjadi murka dan 'arsy menjedi bergetar karena takut dengan murka Allohta'ala"(alhadits)

Dari dua hadits diatas teranglah bagi kita bahaw saya menyimpulkan :
Kesatu : kata <<meninggalkan ulama>> ini menunjukkan bahwa umat islam tentu tidak begitu simpati dengan ilmu agama sebagaimana mereka simpati dengan ilmu dunia... ini merupakan relita yang sedang terjadi

Kedua  : kata << orang fasik dipuji atau disanjung >> keberadaan sifat sifat fasik ini dapat dipastikan kepeda mereka yang jauh dari agama dalam hal ini saya rasa semua sepakat denga tulisan saya ini, nah kalau anda perhatikan kehidupan para artis zaman sekarang banyak sekali kefasikan kefasikan yang mereka lakukan tapi ironisnya yang begini ni dipuji puji dan disanjung oleh masyarakat  bahkan secara berlebihan sampai sampai ada suatu pernyataan "Nabinya umat ini adalah artis"maka sepantasnya negara ini mendapat teguran demi teguran dari sang kholiq ,dimana seolah-seolah Dia berkata "mengapa orang orangku tidak mereka muliakan"???

Perlu anda perhatikan meninggalnya Alm Verrys yang saya hormati bukan untuk menyindir atau merendahkan maratbatnya , tapi disini melalui mushibah kematian Verrys dan  sikap masyarakat islam indonesia atas kewafataannya  saya ngangkat permaslahan ini sebagai suatu nasihat yang mungkin bermanfaat bagi anda, saya rasa cukuplah penjelasan ini sampai disini walau sebenarnya banyak penjelasan yang bisa diangkat dari dua hadits ini , wallohu'lam

Penulis : Admin Ibnu sunniy

Rabu, 29 Oktober 2014

2 Pemahaman “Surga dibawah telapak kaki ibu”

Bismillah...
Hadits yang menyebutkan kalimat diatas ini sangat terkenal sekali,misalnya  :
Pertama :
hadits yang berbunyi:

اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ، مَنْ شِئْنَ أَدْخَلْنَ وَ مَنْ شِئْنَ أَخْرَجْنَ
Surga itu di bawah telapak kaki ibu, siapa yang ia kehendaki maka akan dimasukkan dan siapa yang ia ingini maka akan dikeluarkan .

Kedua :

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.”

Keterangan :
Ada dua hal yang ingin saya jelaskan dari hadits diatas :
Pertama hadits diatas bermaksud agar kita menghormati dan melayani orang tua sebagai suatu kewajiban yang teramat penting lagi mesti dikedepankan, yang kedua bermaksud Kebaikan dan keburukan kedua orang tua dalam mendidik dan menggembleng dapat menyebabkan dan menentukan kabaikan dan keburukan anak anaknya disini saya akan menjelaskannya secara ringkas :

          Adapun yang pertama : Telah jelas bagi kita dalam islam bahwa berbakti kepada kedua orang tua kita merupakan kewajiban yang jika dilanggar merupakan dosa yang besar sekali perbutan yang tidak manusiawi ,berdasarkan firman – firman  AllohTa’ala dan hadits hadit nabi shallallohu’alahi wasallam  serta Ijmak para ulama,inilah kesepakatan kita semua kaum muslimin ,dan tidak ada keraguan lagi atau khilafan sama sekali ,  nah tentu jika kita berbuat yang tidak baik atau buruk kepada keduanya akan membawa kita kepada jurang kebinasaan , nah tidak diragukan lagi bahwa untuk  jalan keluar  seorang hamba dari kebinasaaan ini adalah dengan mulai berbakti kepada kedua ortua kita sebagai pintu sorga atau dengan kata lain “ sorga dibawah telapak kaki ibu”,nah perlu kita ketahwi inilah pemahaman yang seprti inilah yang merupakan pemahaman sangat masyhur yang ada dimasyarakat kita.

          Yang kedua :Ibu dan Bapak atau ayah diibaratkan seperti 2 buah pensil sedangkan anak –anaknya merupakan kertas,jika orang tua menulis dikertasnya dengan tinta yang berwarna merah atau hitam atau apa saja maka kertas itu akan tertulis sesuai dengan selera orang tua, inilahh kenyataan yang sering terjadi dimasyarakat kita sampai saat ini.nah jika kita sudah memahami hal ini maka ketahwilah bahwa pensil atau Bolpein yang saya maksud disini adalah nasihat yang mengarah kepada pendidikan ,sedangkan pendidikan  ada dua macam :
a.Nasihat dengan lisan
b.Nasihat dengan akhlak dan prilaku yang mendidik.
dua hal inilah yang menjadi PR kedua orang tuanya untuk kemaslahatan anak anaknya dikemudian hari,tapi ternyata tidak sedikit orang tua yang gagal menyelsaikan PR ini dengan baik, padahal al-quran dan hadits hadits Nabi telah jelas memberikan dorongan bagi manusia agar mereka memperhatikan kemashlahatan keluarga mereka masing masing baik itu berupa kabar gembira , ancaman ataupun cerita yang menyinggung masalah keluarga yang bahagia,kemashlahatan disini tentu , kemashlahatan dunia apa lagi akhirat, kefahaman seperti ini adalah penjelasan yang tepat sekali untuk hadits diatas , namun tidak masyhur.

         Kesimpulannya adalah seorang anak akan masuk sorga atau masuk nereka itu sebenarnya pertama gara – gara baik dan buruknya akhlak sianak kepada kedua oaring tua , kedua gara gara baik dan jelaknya pendidikan si ibu dan Bapak  atau soleh dan tidak solehnya orang tua, inilah yang realita yang tak terbantahkan , wallohu’alam
Penulis : Admin

Senin, 20 Oktober 2014

Bahasa Penghuni Neraka & Sorga

       Pernyataan Bahasa penghuni neraka adalah Bahasa india, penghuni mahsyar Bahasa suryani Bahasa penghuni sorga adalah Bahasa arab , pernyataan ini bukanlah pernyataan saya (penulis Ibnu suni) yang tidak berdasar , pernyataan saya dapatkan didalam kitab “busatanul ‘arifin” yang dikarang oleh pengarang kitab “Tanbihul Ghofilin yaitu Al-Imam Al-Faqih , Al-Muhadits , Az-Zahid , Abul Laits Nashir bin Muhammad bin Ibrohim As-Samarqandi Al hanfi,berikut ini saya akan menuliskan kata beliau sebagai berikut :
وقال الزهر : كلام أهل الجنة العربية و كلام أهل النار الهندية
وقال سفيان : بلغنا أن الناس يتكلمون يوم القيامة قبل أن يدخلوا الجنة بالسريانية فإذا دخلوا الجنة تكلموا بالعربية
Artinya : Imam Zuhri berkata bahasa yang digunakan oleh penghuni surga adalah Bahasa arab dan bahasa yang digunakan oleh penghuni surga adalah Bahasa India.Dan Sufian At-tsauri berkata : Telah sampai kapada kami bahwa nanti dihari qiamat sebelum mereka masuk sorga  orang –orang dipadang mahsyar (penghuni mahsyar) menggunkan Bahasa suryani,nah ketika mereka masuk sorga berulah berubah mereka menggunakan Bahasa arab .(Bustanul'Arifin)

Keterangan :

Pada tulisan diatas terdapat beberapa masalah yang rasanya perlu kita bahas , diantaranya :
1.Imam Zuhri , nama asli beliau adalah : Muhammad bin Muslim bin Abdillah bin Syihab bin Abdillah bin Al-Harits bin Zuhrah bin Kitab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib.Dia adalah seorang Imam yang luas ilmunya, al-Hafizh di zamannya, Abu Bakar  Al-Qurasy Az-Zuhri  al-Madani. Dia bertempat tinggal di Syam.Beliau lahir pada tahun 51 hijriyah wafat pada tahun 124 hijriyah jadi umurnya 73 tahun , belaiu seorang ulama tabi’in.

     Untuk lebih meyakinkan kita tentang periwayatan kata – kata diatas silahkan kita baca selanjutnya sanjungan ulama mengenai beliau (imam zuhri rahimahulloh) sbb :
“Senjungan Para Ulama terhadapnya : dari Amr bin Dinar, dia berkata, “Aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih mendalami ilmu hadits dari Ibnu Syihab.
Umar bin Abdul Aziz bertanya, “apakah kalian mau menemui Ibnu Syihab (Imam Az-Zuhri)?” mereka menjawab, “Kami akan melakukannya.” Dia berkata, “Temuilah dia, karena sesungguhnya tidak ada yang tersisa saat ini  orang yang lebih tahu tentang sunnah Rasulullah Saw daripadanya.”
Dari Ad-Darawardi dia berkata, “sesungguhnya orang yang pertama kali menyusun dan membukukan ilmu pengetahuan adalah Ibnu Syihab (Imam Az-Zuhri).
Dari Ahmad bin Hambal, dia berkata, “az-Zuhri adalah orang yang paling kompeten dalam hadits dan yang paling baik sanadnya.” 

“Disini saya yang dhoif ini menyatakan bahwa kedekatan beliau dengan zaman shohabat dan sanjungan ulama mengenai kealiman beliau sudah cukup bagi kita untuk mempercayai pernyataanya diatas walaupun kata-kata diatas diatas bukanlah hadits”

2.Kata –kata hindia disini ada 2 pembahasan :
a.didalam salah satu naskah yang naskah itu memang kurang tulisannya dinaskah itu tidak sempurna hanya tertulis seperti ini : 
وقال الزهر : كلام أهل الجنة العربية
Artinya : Imam Zuhri berkata bahasa yang digunakan oleh penghuni surga adalah Bahasa arab  
kata ‘HINDIA” dinasakah itu tidak tertulis , nampaknya naskah itu karangan orang india .
b.Bahasa India disini bukanlah Bahasa urdu tapi Bahasa india asli , Bahasa ini merupakan kembaran bahasa urdu , bahasa ini merupakan salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di dunia setelah bahasa Tionghoa dan bahasa Inggris menuru salah satu sumber  , wallohu’lam

3. “Sufyan Ats-Tsauri tidak diragukan lagi belia adalah pemimpin ulama-ulama Islam dan gurunya. Sufyan rahimahullah adalah seorang yang mempunyai kemuliaan, sehingga dia tidak butuh dengan pujian. Selain itu Ats-Tsauri juga seorang yang bisa dipercaya, mempunyai hafalan yang kuat, berilmu luas, wara’ dan zuhud”, demikian kata Al-Hafidz Abu Bakar Al-Khatib rahimahullah. 
Nama lengkapnya adalah: Sufyan bin Said bin Masruq bin Rafi’ bin Abdillah bin Muhabah bin Abi Abdillah bin Manqad bin Nashr bin Al-Harits bin Tsa’labah bin Amir bin Mulkan bin Tsur bin Abdumanat Adda bin Thabikhah bin Ilyas. 
Kelahirannya: Para ahli sejarah sepakat bahwa beliau lahir pada tahun 77 H. ayahnya adalah seorang ahli hadits ternama, yaitu Said bin Masruq Ats-Tsauri. Ayahnya adalah teman Asy-Sya’bi dan Khaitsamah bin Abdirrahman. Keduanya termasuk para perawi Kufah yang dapat dipercaya. Mereka adalah termasuk generasi Tabi’in. 
Tempat kelahirannya: beliau rahimahullah dilahirkan di Kufah pada masa khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Dan beliau keluar dari Kufah tahun 155 H dan tidak pernah kembali lagi. 
Sanjungan Para Ulama Terhadapnya 
Diantara pujian para ulama terhadap beliau adalah: 
a.Waqi’ berkata : “ Sufyan adalah bagaikan lautan”. 
b.Sedang Al-Auza’I juga mengatakan, “Tidak ada orang yang bisa membuat ummat merasa ridha dalam kebenaran kecuali Sufyan.” 
c.Sufyan bin ‘Uyainah juga telah berkata, “Aku tidak melihat ada orang yang lebih utama dari Sufyan, sedang dia sendiri tidak merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling utama. ”
“Dari cerita atau biaografi singkat Imam Sufian Tsauriy dapatlah kita ambi kesimpulan bahwa komentar saya separti komentar saya mengenai imam zuhri rahimahulloh”

4.Menuru ilmu usul hadits ,Jika ada pola kata “BALAGHNA “ yang berarti “telah sampai kepada kami” maka hukum bagi riwayat itu adalah “mungqothi = terputus dengan kata lain riwayatnya lemah / dhoif karena syaarat syarat kesohihannya tidak ada .

5. Bahasa suryani menurut salah satu sumber secara luas definisi bahasa Suryani ialah semua bahasa Aram Timur yang dipertuturkan oleh bermacam-macam komunitas Kristen di Timur Tengah. Penutur Bahasa Suryani saat ini tinggal sekitar tiga juta orang. Mereka tinggal di Suriah, Iran, Irak, Libanon, Turki. Juga menjadi imigran oleh karena genosida dan penganiayaan, dan sekarang ini mereka tinggal di USA, Amerika Latin, Australia dan Eropa .

6.Kata kata diatas  bukanlah berasal dari kitab tanbihul ghofilin tap berasal dari kitab “ Bustanul’arifin” , perlu diingat bahwa kitab yang dimaksud bukanlah “bustanul –arifin yang dikarang oleh An-Nawawi , wallohu’alam

Penulis : Admin
Sumber : 40 Masalah Agama dalam Tulisanku (Ibnu Suni)

Kamis, 16 Oktober 2014

MENGAPA DILaRANG MENCELA SETAN

Dibawah ini merupakan jawabannya, sbb.....
shytanDiriwayatkan dari Abu Malih dari seorang laki-laki, ia berkata, “Ketika aku dibonceng Nabi saw. tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta-merta aku katakan, ‘Celakalah syaitan.’ Lalu beliau bersabda, ‘Jangan kamu katakan, ‘celakalah syaitan,’ sebab jika kamu katakan seperti itu maka syaitan akan membesar sebesar rumah dan berkata, ‘Demi kekuatanku,’ Akan tetapi ucapakanlah ‘Bismillah,’ sebab jika kamu ucapkan lafadz tersebut syaitan akan mengecil hingga sekecil lalat’,” (Shahih, HR Abu Dawud [4982]).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi saw. beliau bersabda, “Janganlah kalian mencela syaitan tetapi berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya,” (Silsilah Ahadaits ash-Shahihah [2422]).

Keterangan :
Yang dimaksud dengan "maka syaitan akan membesar sebesar rumah
" ada dua maksud   :
Pertama  jawaban secara ilmiah , sebagaimana kata dalam suatu penjalasan ulama :

وقوله (يغتبط) هي المرادة ؛ لأن المعنى لا تجعلوا الشيطان يفرح ويتعاظم
"Janganlah kalian memebuat syetan itu bergembira(karena sebab cacian itu) dan meresa besar.

Kedua jawaban secara zahir makna hadits tersebut , artinya memang mereka bangsa jin & setan bisa berbentuk kecil dan besar ,karena memang jin atau setan diberi kekuasan untuk merubah berbagai bentuk menurut pendapat yang shahih,sebuah hadits berbunyi seperti ini :

Rasulullah s.a.w. bersabda :
 لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولُ بِقُوَّتِي وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ "Jangan kamu katakan "celaka Syaitan", sebab jika kamu katakan itu badan syaitan akan semakin membesar sehingga sebesar rumah seraya berkata, ‘dengan kekuatanku (aku menggelincirkan dia.’ Tetapi katakanlah, ‘Dengan menyebut nama Allah’ (Bismillah). Bila kamu berkata demikian, maka badan syaitan akan mengecil hingga sekecil lalat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Nasai, al-Thabrani, al-Baihaqi, dan al-Hakim. 

Walloh'alam

Penulis : Admin Al-faqir

Minggu, 05 Oktober 2014

MENGAPA KIBASY DIKURBANKAN SEBAGAI SEMBELIHAN

          Guru kami almarhum Kh.Abdul Halim dan beberapa ulama  perna mengatakan yang intinya bahwa :  “Sifat sifat kambing itu sangat mirip sifat negative yang ada pada manusia” saya memberi contoh misalnya kambing itu :
1.Susah diatur
2.Bergerak Maunya sendiri
3.Kata guru saya tidak ada satupun hewan kambing yang biasa terpelajar untuk sirkus seperti halnya binatang yang lain misalnya kucing , gajah , anjing dsb….
4.Suka berstubuh diwaktu yang tidak semestinya atau bahkan Suka selingkuh
5.Dan lain sebagainya



          Kata kata guru saya diatas dikuatkan pula oleh pernyataa Al-Imam gozhali seperti berikut ini :
Imam Ghazali menegaskan bahwa: Penyembelihan hewan qurban adalah sebagai simbol dari penyembelihan atau penghilangan sifat-sifat kebinatangan yang ada pada manusia, seperti sifat rakus, tamak, serakah, dan mau menang sendiri. Dengan berqurban, diharapkan semua manusia dapat membuang sifat-sifat kebinatangan yang dapat mendatangkan musibah dan bencana itu

          Dalam suatu artikel saya menemukan kata kata begini :
“Manusia berwatak kambing adalah manusia tanpa tuntutan, pingin maunya sendiri. Menjadi anak buah, senangnya hanya mendemo; menjelek-jelekkan; dan jika bisa, melengserkan. Tetapi, jika giliran menjadi pemimpin, ujungnya sama saja; korupsi, manipulasi, kolusi, dan berbagai si si si lainnya. Kambing juga sulit dikendalikan. Kalau disuruh jalan sendiri, arahnya tak karuan arah. Ketika dituntun dari depan mereka tak mau jalan alias "nggandoli". Sementara itu, jika dituntun dari belakang, mereka malah belok ke kanan atau kiri. Lebih dari itu, jika melihat betina lain, mereka selalu ingin menjadikannya 'istri'. Begitu pula jika ada makanan, kambing tega menyerang yang lain agar tak kebagian.
           Berikut ini ada kisah yang saya ambil dari salah satu artikel , silahkan dipelajari sebagai berikut :
DUA santri kecil asyik memandangi lima kambing kurban, sumbangan seorang
pejabat. "Hebat ya, kambing itu warnanya hitam semua? Apa nggak sulit ya
mencarinya?" ujar Ahmad kepada Hamid.

      "Ya nggak-lah? Zaman sekarang, gampang nyari-nya; kakekku juga punya,"
jawab Hamid. Menurut dia, kakeknya justru sangat sayang pada kambing yang
berwarna itu.

      "Iiih, ngeri. Kalau saya nggak mau memelihara kambing hitam. Takut
seperti bapakku. Kata ibu, bapakku dulu pernah dipenjara dan dipukuli gara-gara
kambing hitam," ujar Ahmad.

      "Kok bisa?"

      "Masalahnya, Bapakku kan ingin kambing hitam, lalu, habis subuh, kambing
yang putih dibawa ke pasar untuk ditukar dengan yang hitam. Karena jaraknya
jauh, pulang ke rumah malam."

      Besoknya, ujar Ahmad, kambing tetangga hilang. Kebetulan, kambing yang
dari pasar itu bekas punya tetangga. Anak sulungnya yang nakal, menjual kepada
seseorang tanpa sepengetahuan bapaknya. Bapakku dituduh mencuri.

      "Kalau begitu, kita harus cepat-cepat lapor Pak Kiai, jangan-jangan
kambing hitam ini juga curian. Bisa-bisa Pak kiai juga nanti masuk penjara,"
ajak Hamid.

      Mendengar cerita kedua santrinya, Sang Kiai tersenyum. "Nak, kambing
hitam itu artinya dua; memang kambing warnanya hitam atau orang yang
dikorbankan padahal sebenarnya dia tidak bersalah. Seperti bapakmu itu, Ahmad?"

      Keduanya mengangguk. "Tapi kenapa mesti disebut kambing hitam? Kenapa
nggak sapi, monyet atau kecoa?" tanya Ahmad.

      "Karena kambing biasa diternak manusia. Lagi pula, perilaku buruknya,
mirip seperti manusia yang kehilangan akal sehat."

      "Contoh Pak Kiai?" kejar Hamid.

      "Kambing itu sulit dikendalikan. Kalau disuruh jalan sendiri tak keruan
arah, dituntun dari depan tak mau jalan alias nggandoli, sementara dituntun
dari belakang malah belok ke kanan atau kiri."

      "Maksudnya Pak Kiai?" tanya Hamid penasaran.

      "Manusia yang berwatak kambing itu maunya tanpa tuntutan, semaunya
sendiri. Tetapi, kemudian bingung sendiri. Giliran disuruh mengikut seperti
jadi anak buah atau bawahan, kerjanya hanya mendemo, mengkritik,
menjelek-jelekkan, dan kalau bisa melengserkan. Tetapi, giliran disuruh di
depan, misalnya jadi pemimpin, ujung-unjung sama saja; nyeleweng. Ya korupsi,
manipulasi, kolusi, di si, si, si yang lain."

      "Kambing juga kan kalau ngeliat perempuan lain selalu ingin dijadikan
'istri'. Kalau ada makanan tega menyerang yang lain agar tak kebagian. Apa ada
manusia yang juga seperti itu?" tanya Ahmad.

      "Ya pasti ada. Itu makanya pada Iduladha yang mampu disuruh menyembelih
kambing?"

      "Maksudnya Pak Kiai?"

      "Allah sebenarnya bukan menyuruh Nabi Ibrahim menyembelih anaknya,
Ismail. Tetapi, bermaksud mengajari manusia agar membunuh sifat-sifat kambing
atau binatang, yang ada pada dirinya. Makanya saat pedang hampir mengenai leher
Nabi Ismail, Allah menggantinya dengan kambing."

      "Apakah dengan menyembelih kambing kurban berarti sifat-sifat kambing
orang yang berkurban akan hilang?" Ahmad bertanya lagi.

      "Ya tidak otomatis. Apalagi kalau kambing yang dikurbankan untuk orang
lain ternyata dibeli dari uang korupsi atau mencuri. Lalu, mengambing-hitamkan
orang yang diberi sebagai ikut makan uang korupsi atau curian. Itu justru lebih
buruk dari kambing hitam yang dikambing-hitamkan."

        Sebuah hadits menyatakan sebagiai dasar dari semua pernyataan penjelasan diatas sebagai berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا رَعَى الْغَنَمَ. فَقَالَ أَصْحَابُهُ وَأَنْتَ فَقَالَ: نَعَمْ ,كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لِأَهْلِ مَكَّةَ. (أخرجه البخاري)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Salam bersabda, “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi pun melainkan dirinya pasti pernah menggembala kambing”. Maka para sahabatnya bertanya: ‘Apakah engkau juga wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Ya, Aku pernah mengembala kambing milik seorang penduduk Mekah dengan upah beberapa qirath”. (HR. Bukhari)

Wallohu’alam

Penyusun : Admin
Sumber : 40 Masalah Agama (40MA) Bagia kedua ,Penulis :Admin

Pracoba